Subject: Rede Feto: East Timor Women's Network demands Justice

Yesterday (25/8/02) at the office of Fokupers, a women's organization based in Dili, approximately 50 East Timorese women met with Mary Robinson. The discussion focused on the inability of the Ad Hoc Human Rights Tribunal in Jakarta to bring justice to victims and the need for an international tribunal for East Timor. Ms Robinson promised to continue to advocate for an international tribunal. Below is the letter Rede Feto presented to Ms. Robinson (Indonesian version follows the English).

Di bawah ini adalah surat yang diberi kepada Mary Robinson dari Jaringan Perempuan Timor Lorosae (Rede Feto). Kemarin kira-kira 50 perempuan bertemu dengan Ms. Robinson tentang ketidak-puasan dengan Pengadilan Ad Hoc dan kebutuhan untuk Pengadilan Internasional. Robinson bilang bahwa akan melanjutkan advokasi untuk pengadilan internasional. (versi bahasa Indonesian di bawah versi bahasa Inggris).

Mary Robinson 
United Nations High Commissioner for Human Rights

Dili, East Timor 
25 August 2002 

Dear Mary Robinson,

We are 15 women's organizations brought together under the East Timorese Women's Network (Rede Feto). This network includes human rights organizations, community based groups, and youth groups. With this letter, we wish to pass on to you some problems faced by our community, specifically by East Timorese women.

The NGO Fokupers, one member of Rede Feto that works to support and empower women victims of violence has assisted with 467 women victims of violence as a result of the Indonesian military occupation. From the stories we have gathered from all over East Timor, we have a picture of the horrifying level of crimes committed. Women have been interrogated, abused, raped, forced to be sexual slaves; women have carried a great burden from the loss of children and husbands who were either killed or disappeared.

East Timorese women and all victims and families of victims are still waiting for justice. Many of the women we work with ask us "when will this justice come?"

We are committed to the campaign for an international tribunal for East Timor because we know that this is the only way we will see true justice. We need your support for this campaign which depends on international commitment to justice for East Timor. We demand the establishment of an international tribunal for East Timor and pressure the international community and the UN Security Council to fulfil their responsibility regarding the crimes against humanity in East Timor. Only by acknowledging the truth of what has happened and ensuring justice will we be able to educate the people of the world and prevent future crimes against humanity.

We reject the existence and entire process of the Ad Hoc Human Rights Tribunal in Jakarta because this court has ignored the true nature of the crimes that happened in East Timor both before and after the 1999 popular consultation.

We also wish for you to help pressure our government to reject the process of the Ad Hoc Human Rights Tribunal in Jakarta and to move ahead with foreign affairs policies and efforts to establish an international tribunal for East Timor. Our government has not given priority to the issue of justice; instead our government leaders discuss and plan for amnesty and pardon as a way to resolve past serious crimes cases. We ask that the High Commissioner for Human Rights push our government to respect and put forward our demands for truth and justice for all victims.

We recognize that the road to justice is long. Our healing, on both a personal and national level, will require time and great effort. We thank you for your support and ask again for your continued commitment to our struggle for justice and truth.

We also request your support in encouraging our government and national parliament to ratify various international conventions relating to human rights. This includes the Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) which we hope will be ratified without reservations. With this, women's legal, social and cultural rights will be protected.

Finally, we wish to congratulate you for your efforts to raise humanitarian values during your tenure as the UN High Commissioner on Human Rights. We hope that you will continue to influence the Office of the High Commissioner for Human Rights and your replacement in recommending for the establishment of an international tribunal for East Timor.

With respect,

Members of the Rede Feto


Mary Robinson 
Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB

Dili, East Timor 
25 August 2002 

Kepada Mary Robinson,

Kami 15 organisasi perempuan yang bergabung dalam Rede Feto Timor Lorosa'e yang mencakup NGO hak asasi manusia, organisasi kemasyarakatan dan organisasi pemuda. Dengan surat ini, kami ingin menyampaikan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat khususnya perempuan Timor Lorosa'e.

Fokupers, salah satu anggota Rede Feto yang bekerja untuk pendampingan dan pemberdayaan perempuan korban telah mendampingi 467 perempuan korban kekerasan akibat situasi konflik selama pendudukan rezim militer Indonesia. Dari cerita-cerita yang kami kumpulkan di seluruh pelosok tanah air menggambarkan tindakan kejahatan yang mengerikan yakni perempuanperempuan yang pernah disiksa, diperkosa, perempuan yang dijadikan budak seksual, perempuan yang kehilangan keluargannya dan perempuan yang memikul beban berat karena kehilangan anak-anak dan suami yang mati terbunuh atau hilang.

Perempuan-perempuan Timor Lorosa'e dan segala korban dan keluarga korban sampai sekarang masih menunggu keadilan. Banyak perempuan yang kami mendampingi bertanya, "Kapan keadilan itu akan datang?".

Kami tetap teguh menkampanyekan pengadilan Internasional karena kami tahu bahwa hanya pengadilan internasional yang bisa menjamin keadilan. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk kampanye ini yang tergantung dukungan internasional untuk keadilan. Kami menuntut terbentuknya pengadilan internasional dan mendesak dunia internasional dan dewan keamanan untuk merealisasikan tanggungjawab mereka terhadap masalah kejahatan terhadap kemanusian di Timor Lorosa'e. Karena hanya dengan mengakui dan mengangkat kebenaran dan keadilan merupakan pelajaran dari sejarah bagi umat manusia di dunia untuk tidak mengulang kejahatan yang mengakibatkan tidak dihargainya nilai dan harkat manusia.

Kami menolak keberadaan dan segala proses Pengadilan HAM Ad Hoc di Jakarta karena pengadilan ini telah mengabaikan segala realitas kejahatan yang terjadi di Timor Lorosa'e baik menjelang dan sesudah jajak pendapat.

Kami juga ingin Anda mendesak pemerintah kami untuk segera menolak segala proses Pengadilan HAM Ad Hoc di Jakarta dan selanjutnya memasukkan dalam agenda kebijakan luar negeri upaya-upaya didirikannya pengadilan internasional bagi Timor Lorosa'e. Pemerintah kami tidak memprioritaskan masalah keadilan; malah mereka mendiskusikan dan merencanakan masalah amnesti dan pengampunan sebagai salah satu cara untuk meyelesaikan persoalan kejahatan berat masa lalu. Kami menuntut supaya Komisaris Tinggi menekan pemerintah kami untuk lebih megedepankan suara korban dan keluarga korban akan tuntutan keadilan dan kebenaran bagi korban.

Kami tahu bahwa perjuangan untuk keadilan masih panjang. Dan untuk memulai proses penyembuhan diri kami di tingkat individu dan juga nasional, perlu waktu dan usaha keras. Kami berterima kasih atas dukungan Anda dan meminta dukungan Anda tetap memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Selain itu, kami juga mengharapkan dukungan Anda kepada pemerintah dan parlemen kami untuk meratifikasi konvensi-konvensi internasional termasuk Konvensi Anti-Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW) tanpa ada suatu reservasi. Karena dengan demikian maka perempuan akan terlindungi baik secara hukum maupun secara sosial budaya.

Akhir kata kami mengucapkan selamat kepada anda karena anda telah berupaya untuk mengangkat nilainilai kemanusiaan selama bertugas di komisaris tinggi Hak asasi Manusia di PBB.Kami tetap mengharapkan anda untuk merekomendasikan dan terus mendesak komisaris tinggi Hak asasi manusia penggantin anda untuk tetap menperjuangkan untuk didirikannya suatu pengadilan internasional bagi Timor Lorosa'e.

Hormat kami, Anggota Rede Feto Timor Lorosa'e

 


Back to 
August
menu
July

Main Postings Menu

Note: For those who would like to fax "the powers that be" - CallCenter is a Native 32-bit Voice Telephony software application integrated with fax and data communications... and it's free of charge! Download from http://www.v3inc.com/