Bahasa Indonesia:
Seruan kepada Amerika Serikat untuk Mengecam Penyerangan
Indonesia atas Demonstrasi Damai di Papua Barat
see ABC Radio Australia:
Interview with WPAT's Ed McWilliams
see also Urgent
Appeal: freedom of expression in Papua
Groups Call on U.S. to Condemn
Indonesian Attacks on Peaceful Demonstrations in West Papua
Contact: Ed McWilliams, West Papua
Advocacy Team, +1-575-648-2078, edmcw@msn.com
John M. Miller, National Coordinator, ETAN, +1-917-690-4391,
etan@etan.org
May 3, 2013 - The East Timor and Indonesia Action
Network (ETAN) and West Papua Advocacy Team (WPAT) strongly
urge the U.S. government to condemn the unwarranted assault
by Indonesian government security forces on peaceful May 1
demonstrations in West Papua. They called for U.S. security
assistance to be curtailed, absent an end to such egregious
human rights violations and credible prosecution and
sentencing of the perpetrators of these crimes among
Indonesia's military, police, and "anti-terror" forces.
|
U.S. security assistance must be curtailed, absent
an end to such egregious human rights violations and
credible prosecution and sentencing of the
perpetrators of these crimes among Indonesia's
military, police, and "anti-terror" forces.
|
Widespread nonviolent Papuan protests
commemorating the 50th anniversary of the United Nations
1963 handover of West Papua to Indonesian control were met
with security force brutality. At least two West Papuans
were killed; many more were wounded and/or detained.
On May 2,
UN High Commissioner for Human Rights Navi Pillay
“expressed serious concerns over the crackdown on mass
demonstrations across Papua." Her statement said "These
latest incidents are unfortunate examples of the ongoing
suppression of freedom of expression and excessive use of
force in Papua. I urge the Government of Indonesia to allow
peaceful protest and hold accountable those involved in
abuses.
ETAN and WPAT, noting the close relations and expanding
security relationship between Washington and Jakarta, call
on President Barack Obama and Secretary of State John Kerry
to press the Indonesian government to end its suppression of
freedom of expression in West Papua and to hold those
responsible for violence against civilian demonstrators
accountable before civilian courts.
The U.S. should also urge Indonesia to
allow visits by UN Human Rights Special Rapporteurs, as the
Indonesian Government agreed to do in late 2012, and more
generally end restrictions on travel there by international
observers. The
planned visit by Frank La Rue, UN Special Rapporteur on
the promotion and protection of the right to freedom of
opinion and expression, remains stalled over Indonesian
government restrictions that would prevent him from visiting
political prisoners in West Papua and elsewhere.
ETAN and WPAT also urge the appropriate
committees and subcommittees of the U.S. Congress to hold
hearings examining the impact of expanding security ties between
the U.S. and Indonesia and possible violations of the Leahy law.
This is especially urgent given the continuing and even
worsening violations of human rights by the Indonesian military
and other security forces targeting Papuans seeking to exercise
rights guaranteed them by international treaties and covenants.
Legislation to curtail or fully suspend this assistance should
be on the agenda for such hearings.
The latest attacks are the latest human
rights violations that have continued unabated since Indonesia
took control of the territory 50 years. These crimes are part of
a larger pattern of repression and impunity perpetrated by
troops and police armed and trained by the U.S.
This statement is also supported by the
West
Papua Action Network.
ETAN was
formed in 1991. The U.S.-based organization advocates for
democracy, justice and human rights for Timor-Leste, West
Papua and Indonesia. ETAN on the web:
http://www.etan.org.
Twitter: etan009. The West Papua Advocacy Team is a
U.S.-based NGO composed of academics, human rights defenders
and a retired U.S. diplomat. Both organizations co-publish
the monthly West Papua Report.
http://etan.org/issues/wpapua/default.htm
see also
SUPPORT ETAN!
ETAN is "A voice of reason,
criticizing the administration's
reluctance to address ongoing
human rights violations and
escalating oppression in West
Papua and against religious
minorities throughout
Indonesia."
Noam Chomsky
Donate Today!
|
Seruan kepada
Amerika
Serikat untuk
Mengecam Penyerangan
Indonesia atas
Demonstrasi Damai di
Papua Barat
Kontak: Ed McWilliams, Tim Advokasi Papua
Barat, +1-575-648-2078,
edmcw@msn.com
John M. Miller, Koordinator Nasional, ETAN,
+1-917-690-4391,
etan@etan.org
3 Mei
2013
- Timor
Timur dan Indonesia
Action Network (ETAN)
dan Tim Advokasi Papua
Barat (WPAT)
mendesak pemerintah Amerika Serikat
untuk mengutuk
penyerangan tidak beralasan
yang
dilakukan
oleh
pasukan keamanan
Indonesia
terhadap berbagai aksi
demonstrasi
damai
1 Mei
di Papua Barat. Mereka
menyerukan agar bantuan
keamanan Amerika Serikat harus dibatasi,
segera mengakhiri
berbagai
pelanggaran hak
asasi manusia yang mengerikan
serta pengadilan yang kredible dan penindakan tegas terhadap para
anggota
militer
Indonesia,
polisi, dan
pasukan
"anti-teror"yang
melakukan
kejahatan
tersebut.
Meluasnya
protes tanpa kekerasan
oleh rakyat Papua
memperingati ulang tahun
ke-50 penyerahan
Papua Barat kepada penguasaan Indonesia oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa pada tahun 1963
disambut dengan
kebrutalan
pasukan keamanan.
Setidaknya dua orang
Papua Barat tewas,
banyak diantara
lainnya terluka
dan / atau ditahan.
Pada tanggal
2 Mei,
Komisaris Tinggi PBB untuk
Hak Asasi Manusia Navi
Pillay "menyatakan
keprihatinan serius atas
tindakan keras terhadap massa demonstrasi
di seluruh Papua."
Demikian
bunyi pernyataannya
"
Beberapa Insiden
terbaru tersebut
adalah contoh
yang sangat disayangkan
dari
penindasan yang sedang berlansung
terhadap
kebebasan berekspresi dan
penggunaan
pasukan yang berlebihan
di
Papua.
Saya mendesak Pemerintah
Indonesia untuk mengizinkan
protes damai dan
meminta pertanggungjawaban
dari
mereka yang telah
terlibat dalam
tindakan
pelanggaran
tersebut.
ETAN
dan WPAT,
menyadari
adanya hubungan erat
dan perluasan relasi
keamanan antara
Washington dan Jakarta,
meminta Presiden Barack
Obama dan Menteri Luar
Negeri John Kerry
untuk menekan pemerintah
Indonesia agar
segera mengakhiri
penindasan terhadap
kebebasan berekspresi di Papua Barat dan
untuk menyeret
mereka
yang bertanggung jawab
atas kekerasan terhadap
para demonstran
sipil kehadapan pengadilan sipil.
Amerika
Serikat juga harus
mendorong Indonesia
untuk mengizinkan
kunjungan Pelapor Khusus
HAM PBB
sebagaimana
Pemerintah Indonesia
telah menyetujuinya di
akhir tahun 2012 lalu dan
secara umum
mengakhiri pembatasan
terhadap kunjungan
para pengamat
internasional ke wilayah tersebut.
Rencana
kunjungan oleh
Frank La Rue,
Pelapor Khusus PBB untuk
peningkatan
dan perlindungan
terhadap
hak
atas kebebasan berpendapat dan berekspresi,
masih belun terlaksana
karena pembatasan oleh pemerintah Indonesia
yang mencegah
dirinya untuk
mengunjungi
tahanan politik di Papua
Barat dan di tempat lain.
ETAN
dan WPAT
juga mendesak komite
dan subkomite
yang berkompeten di
Kongres AS
untuk mengadakan dengar pendapat
guna
meneliti dampak
perluasan hubungan keamanan
antara AS dan Indonesia
serta kemungkinan
adanya
pelanggaran terhadap
hukum Leahy. Hal
ini sangatlah
penting
mengingat adanya
tindakan kekerasan
berkelanjutan
dan
semakin
memburuknya
pelanggaran HAM oleh pasukan militer
Indonesia dan pasukan keamanan lainnya
dengan
menargetkan
rakyat Papua yang ingin
menggunakan hak mereka
sebagaimana
dijamin
oleh berbagai perjanjian internasional
dan kovenan-kovenan.
Kebijakan legislasi
untuk mengurangi
atau sepenuhnya
menghentikan bantuan
ini harus dimasukkan dalam
agenda dengar pendapat
tersebut.
Penyerangan baru-baru ini merupakan
pelanggaran hak asasi
manusia terkini
dari apa yang
sudah berlangsung
sejak Indonesia mengambil
alih wilayah itu selama
50 tahun.
Kejahatan-kejahatan ini merupakan bagian
dari pola represi
serta
impunitas
yang lebih besar
yang dilakukan oleh
tentara dan polisi bersenjata
dan dilatih oleh AS.
ETAN didirikan pada tahun 1991. Sebuah organisasi berkedudukan di
Amerika Serikat yang mengadvokasi demokrasi, keadilan dan hak asasi
manusia di Timor Leste, Papua Barat dan Indonesia. ETAN dapat
dikunjugi di :
http://www.etan.or. Twitter : etan009.
Tim Advokasi Papua Barat (WPAT) adalah sebuah
LSM berkedudukan di Amerika Serikat yang terdiri dari para
akademisi, pembela HAM dan seorang pensiunan diplomat AS. Kedua
organsasi ini menerbitkan laporan bulanan tentang Papua Barat.
http://etan.org/issues/wpapua/default.htm